Tampilkan postingan dengan label Seminar. Tampilkan semua postingan

Kursus Online Gratis

Mendapatkan akses ke sumber ilmu pengetahuan yang berkualitas secara gratis adalah impian semua orang. Selama ini, kita bisa mendapatkannya melalui situs-situs seperti Khan Academy dan Coursera. Namun, hampir semua kuliah online berkualitas disampaikan dalam bahasa Inggris, sehingga terkadang timbul kesulitan untuk memahaminya.

IndonesiaX hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut. Dengan konsep massive online open course (MOOC) yang membebaskan penggunanya untuk mengakses video pengetahuan secara gratis dan terbuka, IndonesiaX bercita-cita memperluas akses masyarakat kepada pendidikan dan keterampilan hidup yang berkualitas.
IndonesiaX dibangun di atas OPEN edX, sebuah platform MOOC yang dikembangkan oleh Massachusetts Institute of Technology dan Universitas Harvard di tahun 2012. Dengan platform tersebut, kursus di IndonesiaX dapat disampaikan dengan metode yang menarik dan interaktif.
Di halaman utama, kita akan disambut oleh sebuah video perkenalan yang disampaikan olehMohammad Nawawi dari Paramount Land; dan Sandra Dewi. Di halaman ini pula kita bisa menemukan berbagai kursus dan institusi yang menjadi kontributornya.
Melihat deretan nama instruktur yang disajikan, terlihat bahwa IndonesiaX merupakan sebuah proyek ambisius. Kursus di IndonesiaX antara lain diisi oleh Rhenald Kasali, profesor pemasaran Universitas Indonesia yang juga merupakan pendiri Rumah Perubahan;Wishnutama Kusubandio, CEO Net Media; dan masih banyak tokoh lainnya, baik dari kalangan akademisi, praktisi, maupun pengusaha.
Institusi yang menjadi kontributornya antara lain Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Terbuka, Rumah Perubahan, BEI, dan NET Media. IndonesiaX juga membuka kerjasama bagi institusi lasin yang ingin menjadi kontributor kursusnya.
Saat ini, semua kursus di IndonesiaX dapat diakses secara gratis. Setelah memilih kursus yang ingin kita pelajari, kita akan masuk ke halaman penjelasan awal. Penjelasan ini diberikan baik dalam bentuk video dan tulisan dari instruktur pengajarnya.
Dari halaman ini, kita bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus. Bila belum memiliki akun atau belum masuk log, kita akan diarahkan ke halaman pendaftaran akun. Nantinya, akun tersebut dapat dibuat dan dihubungkan dengan akun Facebook dan Google kita. Setelah mengisi profil dan sedikit biodata pribadi, barulah kita bisa mengikuti kursus.
Halaman kursus tampil dalam bentuk yang mudah dipahami, apalagi hampir semua bahasa antarmuka dalam situs ini tersedia dalam bahasa Indonesia. Ada empat bagian dalam setiap halaman kursus, yaitu: Perangkat Kursus, Info Kursus, Diskusi, dan Kemajuan.
Di halaman Perangkat Kursus, kita dapat menyaksikan video pelajaran dari kursus tersebut. Keunggulan IndonesiaX dibanding situs MOOC Indonesia lainnya tampak jelas di sini: kita dapat mengunduh semua videonya secara gratis.

Yang paling saya senangi dari IndonesiaX adalah semua video yang tersedia direkam dan disunting secara profesional. Gambar yang ditampilkan terlihat tajam dengan suara yang jernih dan jelas. Terkadang, efek animasi digunakan untuk mengilustrasikan sebuah konsep, yang membuat kursus bernuansa cerah dan tidak membosankan.
Tidak hanya itu, setiap video memiliki transkrip pembicaraan yang dapat kita lihat dan unduh, sehingga kita tak perlu lagi repot-repot mencatat apa yang disampaikan. Transkrip pembicaraan juga diberikan tepat di samping video, sehingga kita dapat memahami apa yang disampaikan saat suara di video tidak terlalu jelas.
Selain itu, pada bagian Perangkat Kursus, kita juga dapat menemukan tes atau kuis yang diberikan oleh instruktur. Sejauh yang saya lihat, semua tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda. Tes yang diselesaikan akan disimpan dan hasilnya dicatat untuk kemudian ditampilkan di halaman Kemajuan.
Pada halaman Info Kursus, kita dapat membaca pengumuman dan info-info tambahan yang membantu kita memahami topik lebih dalam, termasuk mengunduh bahan-bahan pelajaran. Dalam beberapa kursus, kita juga didorong untuk bertanya langsung baik kepada instruktur atau pun asisten instruktur melalui akun media sosial mereka.
Pada halaman Diskusi, kita dapat berbincang dengan siswa lainnya. Di luar dugaan saya, fitur ini cukup ramai dengan siswa yang saling berbagi informasi tambahan, meski tak jarang yang keluar dari topik atau hanya menuliskan curahan hati di sana. Dalam beberapa kursus, tampak siswa mulai bergabung membentuk grup belajar.
Di halaman Kemajuan, kita dapat melihat perkembangan nilai kita untuk setiap tes. Nilai ini ditampilkan dalam bentuk grafis. Setelah menyelesaikan semua tes dan ujian, kita akan mendapatkan nilai total yang menentukan apakah kita akan lulus atau tidak.

Masih perlu pengembangan

Meski mudah digunakan dan memiliki banyak fitur menarik, saya merasa jumlah kursus yang ditawarkan masih jauh dari cukup. Saat ini IndonesiaX menampilkan sembilan kursus, namun hanya enam kursus yang aktif dan bisa diikuti. Begitu pula dengan kategori kursus yang ditawarkan.
Selain itu, saya merasa perkembangan dan penambahan kursus di situs ini agak lamban. Sejak diluncurkan bulan Agustus 2015, tidak banyak perubahan yang berarti baik dari segi konten ataupun fitur.
Bagaimana pun, IndonesiaX memiliki potensi yang luar biasa besar. Dengan tim profesional yang ada di belakangnya, saya cukup yakin bahwa situs ini dapat menjadi rujukan utama bagi mereka yang haus akan ilmu.

Plus

  • Konten berkualitas tinggi
  • Tenaga instruktur yang kompeten dan ahli di bidangnya
  • Tampilan sederhana, berbahasa Indonesia, dan mudah dipahami

Minus

  • Jumlah kursus yang ditawarkan sangat terbatas
  • Pengembangan fitur terasa lambat
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; sumber gambar pertama: Pexels)

Sumber : https://id.techinasia.com/indonesiax-kursus-online-gratis-berkualitas-tinggi

Simposium Institut Teknologi Bandung

Pendidikan Tinggi Bagi Generasi Z

"Mengenal dan memahami Generasi Z. Haruskah Pendidikan Tinggi Berubah?

 

Senin, 24 Oktober 2016, Pukul 08:30 s.d 16:30 
Multipurpose Hall, Gedung CRCS ITB lt 3, 
Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No.10 Bandung

 

PENDAHULUAN 

1.1. Latar Belakang

Simposium Nasional Pendidikan Tinggi bagi Generasi Z merupakan forum pertemuan ilmiah antar pakar nasional untuk membahas mengenai pendidikan tinggi bagi generasi Z. Generasi ini memiliki karakteristik umum fasih teknologi, sosial dan multitasking. 
Kegiatan ini merupakan kegiatan simposium yang pertama kali dilakukan oleh UPT Elearning ITB. Diharapkan kegiatan simposium ini akan berkelanjutan sehingga dapat melahirkan rumusan pemikiran baru yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran bagi pendidikan tinggi di Indonesia. 
Pada tahun 2016, kegiatan Simposium Nasional ini akan diselenggarakan di Multipurpose Hall Gedung CRCS ITB pada tanggal 24 Oktober 2016 dengan mengambil tema “Mengenal dan memahami Generasi Z. Haruskah Pendidikan Tinggi Berubah?”

1.2. Simposium Nasional Generasi Z

Tempat penyelenggaraan acara :
  • Gedung : Multipurpose Hall Gedung CRCS ITB  
  • Alamat : Jalan Ganesha No 10 Bandung  
  • Telepon : 022 86010140  

1.3. Tujuan

Simposium Nasional Pendidikan Tinggi bagi Generasi Z merupakan forum pertemuan ilmiah antar pakar nasional untuk membahas mengenai pendidikan tinggi bagi generasi Z. Penyelenggaraan simposium ini digagas oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan UPT Elearning sebagai pelaksana sebagai bentuk kepedulian mengenai adanya perubahan trend cara belajar pada generasi z.

Tujuan yang ingin dicapai adalah : 
  1. Mempelajari tentang generasi z yang dikenal dengan karakteristik yang fasih teknologi, sosial dan multitasking  
  2. Mendiskusikan mengenai kesesuaian metode pendidikan yang saat ini diterapkan di pendidikan tinggi bagi generasi z  
  3. Memahami perkembangan media sosial dan gawai serta pemanfaaatannya untuk pembelajaran di pendidikan tinggi  
  4. Mendiskusikan perilaku generasi z yang multitasking serta pengaruhnya terhadap cara belajar dari sisi psikologi dan pendidikan  

1.4. Manfaat

Manfaat penyelenggaraan simposium ini bagi ITB khususnya UPT Elearning adalah sebagai berikut : 
  1. Menjadi ajang diskusi bagi para pakar untuk dapat merumuskan metode pendidikan yang sesuai dengan generasi yang ada.  
  2. Menjadikan ITB khusunya UPT Elearning sebagai pelaksana layanan pembelajaran, pengembangan materi pembelajaran daring dan pengembangan platform elearning untuk merumuskan kebijakan pendidikan tinggi bagi generasi z.  

1.5 Rincian Topik

  • Generasi z yang memiliki karakteristik fasih teknologi, sosial dan multitasking 
  • Pandangan dan pengalaman dosen menghadapi mahasiswa yang merupakan generasi Z 
  • Kesesuaian metode pendidikan tinggi dengan karakter generasi Z 
  • Perkembangan media sosial dan gawai serta pemanfaaatannya untuk pembelajarandi pendidikan tinggi 
  • Perilaku generasi z dengan karakteristiknya serta pengaruhnya terhadap cara belajar dari sisi psikologi dan pendidikan

TOPIK DAN PEMBICARA 

Keynote
Prof. Intan Ahmad, Ph.D, 
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan 
Topik : Pandangan Belmawa sebagai perumus kebijakan pendidikan tinggi agar kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakter generasi Z 


Download Materi
Pembukaan 
Prof.Ir. Bermawi Priyatna Iskandar, M.Sc., Ph.D, 
Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan ITB 
Topik : Kesadaran institusi untuk mengakomodasi mahasiswa generasi Z yang memiliki karakteristik fasih teknologi, sosial dan multitasking
Pembicara 1
Prof. Ir. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D, 
Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB 
Topik : Pandangan dan pengalaman dosen menghadapi mahasiswa yang merupakan generasi Z 


Download Materi
Pembicara 2
Dr. Hari Wibawanto, M.T., 
Dosen Fakultas Teknik UNNES 
Topik : Kesesuaian metode pendidikan tinggi dengan karakter generasi Z 



Download Materi
Pembicara 3 
Ir. Budi Rahardjo, MSc., Ph.D., 
Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 
Topik : Perkembangan media sosial dan gawai serta pemanfaaatannya untuk pembelajaran di pendidikan tinggi 


Download Materi
Pembicara 4 
Yanti Rubiyanti, S.Psi, M.Psi., 
Dosen Fakultas Psikologi UNPAD 
Topik : Perilaku generasi z dengan karakteristiknya serta pengaruhnya terhadap cara belajar dari sisi psikologi dan pendidikan 

 

Wardaya College Tawarkan Cara Mudah Belajar Matematika Secara Online

Dengan visi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Wardaya College hadir sebagai situs penyedia layanan kursus belajar online. Melalui situs ini, kamu bisa belajar kapan saja dan di mana saja melalui video yang telah disediakan.
Wardaya College didirikan oleh Gunawan Tjandra dan Anton Wardaya pada tanggal 28 Oktober 2014. Gunawan yang sebelumnya menjadi Project Manager di sebuah perusahaan multinasional di Singapura, bertindak sebagai CTO. Sedangkan Anton merupakan seorang guru Matematika lulusan ITB yang telah berpengalaman melatih banyak pelajar Indonesia untuk mengikuti olimpiade Matematika internasional. Ia juga menjalankan sebuah kursus Matematika dan Sains dengan nama sama yaitu Wardaya College yang menjadi cikal bakal dari situs belajar online ini.
Meski sudah diluncurkan sejak Oktober tahun lalu, Wardaya College baru mulai dioptimalisasi dan diluncurkan kembali. Saat ini, Wardaya College hanya menyediakan kursus untuk mata pelajaran Matematika bagi para penggunanya.
Baca juga: 15 Startup Pendidikan Terpopuler di Indonesia

Tiga strategi bersaing di ranah pembelajaran online

Belajar secara online mungkin belum bisa dinikmati banyak pelajar di tanah air. Akan tetapi, penetrasi internet dan jumlah penduduk kelas menengah yang terus bertambah tentunya akan semakin mendorong lebih banyak orang untuk belajar secara online.
Beberapa kampus seperti Binus University, ITB, dan UNIKOM bahkan sudah menyediakan kuliah online sebagai alternatif. Potensi tersebut juga dimanfaatkan oleh sejumlah startupseperti Zenius, Brainly, dan Quipper Video. Untuk bisa bersaing dengan startup tersebut, Wardaya College percaya dengan tiga hal.
Pertama adalah performa dari situs Wardaya College. Gunawan mengklaim bahwa situs tersebut telah dioptimalisasi sehingga dapat diakses dengan cepat. Sehingga pengguna yang memiliki akses internet lambat masih bisa mengakses situs ini. Ia bahkan telah menghabiskan waktu hampir satu tahun untuk memaksimalkan teknologi yang digunakan dalam Wardaya College.
Kedua adalah kualitas dari konten yang disajikan oleh Wardaya College, yang mana Anton mengklaim telah mengembangkan sebuah metode khusus yang telah ia terapkan agar para pengguna bisa memahami Matematika dengan lebih mudah. Ketiga adalah Wardaya College bisa dinikmati secara cuma-cuma, dan ini sekaligus menjadi nilai lebih dibandingkan situs belajar online serupa.
GTmetrix
Saat ini Wardaya College mengklaim telah menyediakan lebih dari 2.000 video dan latihan khusus untuk belajar Matematika. Mengingat situs tersebut baru diluncurkan kembali, Gunawan belum mau mengungkapkan lebih detail berapa jumlah pengguna mereka saat ini. Akan tetapi ia menargetkan bisa mendapat 30 hingga 100 kali lipat kunjungan ke situs dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun ke depan.
(Diedit oleh Lina Noviandari)
sumber : 

 

INSPIRING YOUTH 2016

"Pemuda yang memiliki mimpi takkan membiarkan dirinya berpangku tangan, Ia akan berusaha meningkatkan kapasitas dirinya dengan ilmu dan pengalaman hingga mampu tawarkan masa depan" 😎

✨ INSPIRING YOUTH
Workshop & Talkshow ✨
BEM FIP Unnes mengajak kamu untuk berani berkarya besar, melalui seminar kepemudaan dan pelatihan jurnalistik✍🏻

Menghadirkan :
💠dr. Gamal Albinsaid (CEO Indonesia Medika)
 💠Dwi purnawan, S.Pd (Redaktur Jowonews.com, Founder Portal Pacitan.com)
💠Siswandi, S.TP(Creator Youth Project)
💠Nurul Hidayat, M.Kom (Owner Solusindo Telematika)

Dapatkan :💼
Ilmu
Pengalaman
Kawan perjuangan baru
Sertifikat
Seminar kit
Snack
Doorprize menarik
Reward peserta terbaik
Ruang transit peserta diluar semarang

Tunjukkan semangat mudamu!!! 📢
kirim sms dengan format :
📨 InspiringYouth_Nama lengkap_Instansi_CP
(085640836926) a.n Ayu

⚠ Lingkari kalendermu
Sabtu-minggu
22-23 Oktober 2016
07.00 - selesai
@ Gedung L lt. 3 Unnes

🔵Presale : 50k
🔴OTS : 60k
Untuk pendaftaran online bisa transfer ke Nomor Rekening:  0376896950 (BNI) a.n Faza
atau
Pendaftaran offline datang langsung ke sekretariat PKM BEM FIP UNNES
konfirmasi pembayaran :
📨 IY_Nama Lengkap_Instansi_CP
(085640836926) a.n Ayu

📞Info : 089505037811 (yuni)

---------
fb : @bemfipunnes
tw : @bemfipunnes
ig : @bemfipunnes
surel : unnesbemfip@gmail.com
web : bemfip.unnes.ac.id

Revolusi Mental dalam Teknologi Informasi

Sabtu, 17 September 2016 saya bertemu dengan teman lama yang pertama saya kenal beliau sebagai Ustadz dalam acara Pengajian Dotcomers V.5 di Kota Purwokerto (2007), dengan tema "Membangun Bisnis DotCom : Bagaimana Membangun Bisnis Online : Branding & Marketing". Hari ini saya bertemu setelah hampir 9 tahun los kontak. Hari ini beliau membawakan materi di ajang FTIK 2016 di Gratama Pustaka DIY. Pada kesempatan ini beliau membahas tentang Branding dan E-Commerce dalam Media Sosial. ...... di tulisan lain Maraknya penggunaan jejaring sosial dalam keseharian masyarakat Indonesia menjadi sebuah fenomena yang harus disikapi dengan bijak oleh para entrepreneur. Bukan hanya mereka yang bergerak di bidang ecommerce, tetapi juga harus mulai diperhatikan oleh seluruh entrepreneur dari berbagai sektor, karena tren digital ini di masa mendatang akan makin menguat. Karena itu, pengusaha seharusnya tidak meninggalkan momentum ini. “Yang sampai sekarang tidak pernah Twitter-an, sekarang wajib! Kalau Anda pengusaha,” ujar Nukman Luthfie, pakar dan praktisi jejaring sosial Indonesia.  

Bukan tanpa alasan jika Nukman menyarankan dengan sangat pada para pengusaha untuk lebih melek jejaring sosial karena menurut pengamatannya selama ini, jejaring sosial berperan membentuk opini masyarakat luas (baca: konsumen) mengenai citra suatu entitas bisnis, entah itu UKM, brand, korporasi besar, dan sebagainya. Bahkan sebuah organisasi nirlaba pun dapat menuai manfaat jejaring sosial jika mau menggarapnya dengan serius.

Nukman yang juga entrepreneur ini mencontohkan bagaimana sebuah brand meleburkan aspek sosial dalam dunia digital. Dalam situs bisnis, idealnya interaksi sosial itu juga diakomodasi oleh si pemilik usaha agar makin banyak konsumen potensial tertarik menjadi konsumen dan konsumen yang sudah ada juga bertambah setia. Misalnya, salah satu trik yang berkaitan dengan aspek interaksi sosial yang digunakan dalam situs ialah dengan mendesain sedemikian rupa agar barang yang disukai oleh teman seorang pengunjung situs di jejaring sosial (Facebook katakanlah) akan tampak secara otomatis saat ia menjelajahi laman website. Atau dapat juga diatur supaya aktivitas yang dilakukan seseorang di situs bisnis kita (misalnya klik ‘like’) bisa ditampilkan dalam news feed mereka atau di lini masa (timeline) Twitter akun si pengunjung. Ini akan memancing keingintahuan teman-temannya mengenai produk yang di-like.

Agar tidak ketinggalan dalam persaingan yang makin ketat di dunia maya, point of contact juga harus diperbanyak, ujar Nukman. Apa yang ia maksudkan sebagai ‘point of contact’ ini ialah perangkat digital yang terkoneksi dengan Internet yang memungkinkan para konsumen untuk berhubungan/ berinteraksi dengan bisnis kita. “Makin banyak point of contact, makin bagus,” tutur CEO Musikkamu.com ini.  

Bagaimana cara memperbanyak point of contact? Nukman menyarankan agar situs-situs bisnis yang biasanya lebih banyak diakses melalui komputer desktop termasuk laptop dan netbook yang menjadi jenis point of contact konvensional, dapat diakses dengan sama nyaman dan fungsional pula saat pengunjung menggunakan perangkat bergerak seperti ponsel pintar (smartphone) dan sabak elektronik (tablet PC).  Ini harus disiasati dengan cerdas oleh entrepreneur karena jaman sekarang orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan perangkat bergerak mereka karena relatif lebih ringkas dan terjangkau daripada perangkat TI lain. (*Akhlis) Sumber : http://www.ayopreneur.com/penjualan-dan-pemasaran/entrepreneur-harus-melek-jejaring-sosial

Sekilas karir beliau Sumber : http://marketplus.co.id/2011/03/nukman-luthfie-passion-berbuah-sukses-2/

Nukman Luthfie: Passion Berbuah Sukses

Bisa diceritakan perjalan karir bapak?
Begitu lulus kuliah, dalam sepekan saya segera berangkat ke Jakarta mencari pekerjaan. Karena selama kuliah saya membiayai hidup dengan menulis ilmiah populer bahan-bahan kuliah untuk berbagai koran, langkah paling cepat adalah menjadi wartawan. Saya bekerja di tiga media, awalnya di koran Bisnis Indonesia, lalu majalah Prospek dan terakhir di SWA sebagai redaktur.
Minat saya di bidang Teknologi Informasi dan Bisnis, membuat saya belajar dan menulis banyak soal Internet saat awal-awal munculnya Internet di Indonesia tahun 1994-an. Karena itu, ketika diminta untuk bergabung ke Agrakom, perusahaan pembuat web pertama di Indonesia, saya segera setuju. Saya merintis karir dari mengurusi web Agrakom, hingga akhirnya menjadi Direktur Internet Service, yang membangun puluhan web-web perusahaan besar di Indonesia.
Tak lama di Agrakom, saya dan Hana Budiono, membangun Agrakom Public Relations, melayani perusahaan-perusahaan TI seperti Microsoft Corp, Intel Corp dan Dell Corp yang sedang gencar-gencarnya menggarap pasar Indonesia. Saat itulah, saya bukan lagi sekadar karyawan/direksi, tapi sudah naik pangkat menjadi intrapreneur.
Saat Agrakom melahirkan Detik.com pada tahun 1998, saya pun kemudian diminta untuk memegang pemasaran dan menjadi Direktur Pemasaran, yang kemudian merangkap sebagai Direktur IT. Desember 2002 saya mengambil keputusan untuk berhenti sebagai profesional murni. Saya ingin menjadi pengusaha. Maka akhir Desember 2003 saya mengundurkan diri dari Detik.com. Tepat 24 Januari 2003 saya melahirkan Virtual Consulting, sebagai perusahaan konsultan strategi Internet. Saat ini Virtual Consulting disebut majalah ADOI sebagai konsultan strategi digital yang mampu berkompetisi dengan asing di Indonesia. Kini Virtual Consulting mengelola merek-merek global dan nasional, seperti SOYJOY, Nestle, Merck, Indofood dan Evalube.
Tujuh tahun sebagai CEO saya rasa sudah cukup. Per 24 Januari 2011, saya mengundurkan diri sebagai CEO, diganti Iim Fahima, anak muda yang punya visi dan pengalaman panjang di dunia ad agency dan sudah bergabung di Virtual Consulting selama empat tahun.
Kini saya menjadi Online Strategist Virtual Consulting, sekaligus menggodok dan melahirkan bisnis-bisnis baru di dunia digital, yang fokus di e-commerce dan e-learning. Salah satunya: Juale.com , jasa self-service membangun toko online. Pada saat yang sama, saya mulai lebih mengembangkan PortalHR.com yang saya bangun empat tahun lalu.
Bisa diceritakan fase terberat sekaligus achievement terbesar dalam karir bapak?
Di setiap perusahaan saya punya pencapaian berbeda. Tidak bisa dibandingkan. Tapi saya beruntung bekerja dengan orang-orang hebat di majalah SWA, di Agrakom dan Detik.com, yang hingga kini diakui sebagai entitas bisnis yang berhasil. Namun, pengalaman terhebat sebagai profesional adalah di Detikcom, yang dibangun dengan uang dan sumber daya sendiri mampu bersaing melawan Astaga.com yang bermodal puluhan juta US$ dengan eksekutif hebat-hebat. Bahkan Detik.com lolos dari dotcom boom yang melanda di seluruh dunia, juga Indonesia, awal tahun 2.000-an.
Virtual Consulting, yang awalnya saya bangun sendiri, tanpa karyawan, dengan menyulap gudang di Gedung Cyber, Kuningan, sebagai kantor, dan kini sudah menjadi perusahaan yang diakui di dunia digital, adalah prestasi terbesar saya.
Melahirkan kader-kader pemimpin baru di Virtual Consulting juga saya anggap prestasi besar. Saya bisa lebih mudah menyerahkan tongkat kepemimpinan dan melahirkan usaha-usaha baru lain karena kader-kader pemimpin di Virtual Consulting tersedia. Saya tidak ingin sepanjang masa menjadi CEO di perusahaan yang saya dirikan.
Kami dengar bapak lulusan Teknik Nuklir UGM. Apakah yang membuat bapak tertarik memilih jurusan tersebut? Dan mengapa bapak justru mamilih karir yang bersebarangan dengan gelar pendidikan bapak?
Betul, saya kuliah di Teknik Nuklir, Universitas Gadjah Mada, tahun 1983 dan lulus 1990. Pilihan jurusan saya saat lulus SMA cuma dua: Teknik Nuklir dan Teknik Kimia. Saya pembaca yang rakus mengenai sains dan teknologi saat masih SMP dan SMA. Itulah yang mendorong saya memilih dua jurusan itu. Ternyata berjodoh dengan Teknik Nuklir.
Dalam hal karir, saya memilih mengikuti hobi. Karena hobi saya menulis, saat masih kuliah pun saya menulis ilmiah populer mengenai teknologi nuklir untuk berbagai media di Jawan Tengah. Karir pertama saya pun jurnalis. Sebagai jurnalis, saya belajar banyak di lapangan mengenai Teknologi Informasi , Komunikasi, dan Public Relations. Saya senang dengan perpaduan teknologi dan komunikasi, yang berkaitan langsung dengan manusia. Saya kira, karir berbasis hobi akan lebih bisa dinikmati dan berhasil ketimbang faktor lain.
Apa alasan bapak tertarik menggeluti bisnis digital ini?
Internet itu perpaduan antara Teknologi dan Komunikasi. Dua hal yang menarik buat saya sejak menjadi jurnalis. Sayang, kebanyakan pakar hanya di bidang teknologinya atau komunikasinya. Saya kebetulan punya keduanya, meski tidak sedalam pakar di bidang masing-masing. Saya berusaha menggabungkan Teknologi dan Komunikasi sebagai solusi untuk perusahaan. Sekarang terbukti, internet sudah menjadi bagian gaya hidup manusia dan perusahaan pun sangat membutuhkannya.
Bisa diceritakan kendala dalam menjalani dotcom dan digital?
Teknologi bukan lagi kendala. Infrastruktur Internet dulu masih kendala, sekarang tidak. Nah, saat ini kendala terbesar adalah sumber daya manusia. Sulit menemukan SDM kelas manager ke atas yang mudah beradaptasi dengan lingkungan digital. Maka Virtual Consulting pun terus menerus mengedukasi pasar dan SDM agar mampu menjalankan bisnis digital.
Perlukah internet marketing dimasukkan dalam kurikulum pendidikan?
Saya beberapa kali menjadi dosen tamu, baik di S1 maupun S2 Marketing, dan bisa menyimpulkan bahwa ilmu yang diajarkan di perguruan tinggi masih berpijak pada ilmu-ilmu non digital. Padahal, era digital mengubah perilaku perusahaan dan konsumen dalam banyak hal. Dulu misalnya, komunikasi dua arah, antara konsumen dengan perusahaan. Kini komunikasi horisontal, antar konsumen, antar produsen, melalui jagad maya dan jejaring sosial. Dulu, konsumen kesultan mendapat informasi . Kini, jika butuh informasi produk, tinggal search Google. Perubahan ini harus dimasukkan ke kurikulum pendidikan, khususnya jurusan Pemasaran, agar lulusannya siap masuk ke pasar.
Lambat laun semuanya akan goes to digital. Bagaimana dengan mereka yang berkecimpung di traditional media? 
Mereka yang di tradisional perlu menyesuaikan diri dengan perubahan perliaku target pasarnya. Jika pelanggannya sudah kian jarang baca cetak, nonton teve dan mendengarkan radio, karena beralih ke online dan main di social media, maka perusahaan/produsen/media tradisional perlu melangkah ke digital. Jika tidak, brand mereka akan dilupakan sebagian besar konsumennya.
Bisa diceritakan tren digital dan dotcom di 2011 seperti apa?
Tahun lalu, adopsi social media di Indonesia sangat bagus. Indonesia kini negara pengguna Facebook kedua terbesar dunia setelah AS, dengan jumlah mencapai 35 juta users. Dalam hal Twitter pun Indonesia istimewa. Sekitar 12% tweet di seluruh dunia disumbang dari Indonesia. Tidak mengherankan jika Indonesia sering menguasai Trending Topics di Twitter. Tahun ini, adopsi social media terutama Twitter ,di kalangan pengguna Intenet, akan terus meningkat pesat. Hal ini memaksa perusahaan untuk juga mengadopsi social media.
Ada dua tren penting yang menurut saya bakal terjadi tahun ini. Pertama, makin banyak pengguna Intenet dan social media yang menggunakan gadget mobile, baik berupa smart phone maupun tablet. Kedua, menguatnya era social commerce, yakni tren belanja yang disokong oleh social media. Pengguna social media kian tidak percaya terhadap iklan, sebaliknya kian percaya terhadap teman onlinenya.
Jika demikian, apa saja yang harus dipersiapkan perusahaan?
Pertama, perusahaan harus memiliki tim social media. Kedua, situs web perusahaan harus mobile friendly dan terintegrasi dengan teknologi social media. Ketiga, yang tak kalah pentingnya, karyawan diedukasi agar kian melek social media.
Bisakah bapak berbagi tips agar bisa sukses dalam bisnis dotcom dan digital?
Teknologi digital berkembang sangat cepat. Perubahan perilaku konsmen akibat penggunaan teknologi juga semakin cepat. Maka salah satu kunci penting sukses di bisnis ini adalah selalu melakukan riset, memantau perkembangan teknologi, agar cepat mengadaptasinya dan memanfaatkan untuk bisnis.
Sampai kapan bapak akan menekuni bisnis dotcom dan digital?
Saya paham betul, kompetensi saya sesungguhnya di dunia digital dan dotcom. Saya hanya mau bermain di mana saya memiliki kompetensi tinggi dan mampu bersaing. Saya tidak akan membuang-buang waktu keluar dari bisnis ini, pindah ke industi lain.
Nama Lengkap: Nukman Luthfie
Tempat/tanggal lahir: Semarang, 24 September 1964
Orang Tua: Jachja Chamim + Fadlilah
Istri: Nurul Akhatik
Anak: Hanani Marha Luthfina, Salsabila Salma Haniva, Fannan Nayotama
Hobi: Membaca, Menulis
Idola: Einstein dan Bill Gates
Perusahaan: Virtual Consulting
Jabatan: Online Strategist

Seminar Revolusi Pendidikan di Era Digital

Seminar kali ini saya berkolaborasi bersama seorang motivator terkenal di indonesia yaitu Ibu Ainy Fauziyah, bersama 1.000 guru Paud, SD, SMP dan SMA yang merupakan mahasiswa Universitas Terbuka / UT Purwokerto.

Industri Kreatif, Indonesia Mandiri Bersama Teknologi



SEMARANG (kampusundip.com) – Himpunan Mahasiswa D3 Teknik Mesin Universitas Diponegoro telah menyelenggarakan Seminar Nasional Technopreneurship pada hari Minggu, 08 November 2015. Acara ini diadakan di gedung Prof. Soedarto UNDIP dan di hadiri oleh 500 peserta. Panitia juga mengadakan lomba selfie dengan menyediakan area Photo Booth, untuk peserta dengan pose yang menarik akan mendapatkan hadiah.

Acara yang dibuka pada pukul 08.30 ini di moderatori oleh Reni Risty Riswanda yang merupakan presenter Trans TV dan menghadirkan beberapa pembicara yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya yaitu Nurul Hidayat, S.Pt, M.Kom yang merupakan pendiri dari Banyumaspromo.info. Pembicara kedua yaitu Winastwan Gora Swadjati dari Intel Education Indonesia. Pembicara ketiga yaitu Izak Jenie selaku CEO MetroTech. Pembicara terakhir adalah Hero Wijayadi yang merupakan CEO HerosoftMedia.



Menurut Imam Auditya Suyudi sebagai ketua pelaksana, dengan diadakannya seminar ini diharapkan bisa menambah wawasan peserta mengenai apa sih industri kreatif itu. Apalagi pada bulan Desember sudah dihadapkan pada MEA dan industri kreatif ini jelas menjadi salah satu solusi bagi rakyat Indonesia untuk menghadapi MEA.

“Acara Seminar Nasional Technopreneurship ini sangat menarik sekali melihat tema yang diangkat sesuai dengan motto UNDIP yaitu “Become an excellent research University” yang diharapkan nantinya hasil riset dari mahasiswa dapat dijadikan modal untuk membangun usaha.” Itulah closing statement dari Bapak Dr. Ing, Asnawi ST. selaku PDIII Fakultas Teknik Universitas Diponegoro sekaligus membuka acara ini.






















Seminar Nasional Technopreneurship dengan tema Industri Kreatif – Indonesia Mandiri bersama Teknologi ini dibuka dengan penampilan tarian tradisional yaitu Tari Saman dari jurusan Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro. Setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama oleh Nurul Hidayat, S.Pt, M.Kom yang menyampaikan materi mengenai usaha dengan teknologi di Indonesia. “Usaha dapat dilakukan kapanpun, dan jangan takut untuk memulai.” Tutur beliau yang juga merupakan salah satu dosen kewirausahaan Universitas Jendral Soedirman (UNSOED).

Materi kedua disampaikan oleh Winaswan Gora Swadjati dari Intel Education Indonesia yang menyampaikan materi tentang Teknologi. Dengan perkembangan teknologi di Indonesia, tentunya para remaja Indonesia khususnya mahasiswa harus mengerti dan melek akan teknologi. Salah satunya dengan memanfaatkan nya untuk berwirausaha. Beliau juga mengatakan bahwa tidak ada batasan umur untuk berwirausaha, cara termudah yaitu dengan amati, tiru dan modifikasi, dan jangan bosan untuk mencoba.

Pemaparan ketiga oleh Heru Wijayadi mengenai Business Collaboration & Empowerment. Menurut beliau untuk menjadi pengusaha kita tidak harus memiliki usaha dan modal yang besar, cukup dengan memanfaatkan kemajuan teknologi di zaman sekarang ini kita bisa membuat usaha dengan modal yang kecil salah satunya dengan menjadi reseller. Beliau juga menyampaikan bahwa “You don’t have to be good in everything, you just need to be great in one thing”.



Pemaparan terakhir disampaikan oleh Izak Jenie mengenai Ekonomi Kreatif. Untuk menghadapi MEA, Indonesia haruslah kreatif dalam bidang ekonomi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti saat ini. Dari penjelasan yang disampaikan beliau, dapat dilihat betapa pentingnya peran teknologi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta kepada para pembicara yang dimoderatori oleh Mba Reni. Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Koperantik yaitu Komunitas Peran Anak Teknik dari jurusan Universitas Diponegoro. Koperantik membawakan aksi teatrikal yang menunjukkan bahwa sebenarnya betapa indah nya Indonesia, namun harus mengalami kehancuran oleh para pengusaha dari negara lain.

Acara yang berakhir pada pukul 13.45 ini ditutup dengan penyerahan plakat kepada para pembicara dan moderator dari panitia, dan juga pengumuman lomba selfie yang dimenangkan oleh Danindra Brian dengan pose grofie bersama teman temannya. (KUC)
Sumber : http://www.kampusundip.com/2015/11/industri-kreatif-indonesia-mandiri.html